Pages

Jumat, 12 Juli 2013

Teladan Dakwah Rasulullah

Teladan Dakwah Rasulullah


          Jejak sejarah Nabi Muhammad Saw. Dalam menyampaikan dakwahnya menunjukkan, beliau tidak hanya bertabligh, mengajar, mendidik dan membimbing, tetapi juga sebagai uswatun hasanah. Beliau juga memberikan contoh dalam kehidupan, sangat memperhatikan dan memberikan arahan dalam kehidupan social, ekonomi, politik, dan berbagai aspek kehidupan umat. Beliau adalah teladan ideal praktek dakwah yang mampu membangun peradaban umat, sebagai mana ditegaskan dalam Al-Qur’an,
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik bagi kamu, yaitu bagi orang-orang yang mengharapkan menemui Allah dan Hari Akhir dan mengingat Allah sebanyak-banyaknya” (Qs. Al-Ahzab:21).

Perdagangan Yang Dilarang

Perdagangan Yang Dilarang


          Islam pada prinsipnya tidak melarang perdagangan, kecuali bila ada unsur-unsur ke-dzaliman, penipuan, penindasan dan mengarah pada sesuatu yang dilarang oleh Islam. Misalnya, memperdagangkan arak, babi, narkotik, berhala, patung dan sebagainya yang sudah jelas diharamkan oleh Islam, baik memakannya, mengerjakannya, atau memanfaatkannya. Semua pekrjaan yang diperoleh dengan jalan haram adalah suatu dosa. Dan setiap daging yang tumbuh dari dosa (haram), maka nerakalah tempatnya.

Jumat, 21 Juni 2013

Dakwah Bukan Sekedar Ceramah

Dakwah  Bukan Sekedar Ceramah


          Sungguh dakwah bukanlah sekedar pidato, ceramah, dan retorika belaka, tetapi harus menjadi teladan tindakan sebagai dakwah yang erat berkaitan dengan kehidupan umat. Akibat semakin luas dan semakin kompleksnya kebutuhan masyarakat yang perlu menerima dakwah, maka dakwah harus menjadi “komunikasi non verbal” atau dakwah bil hal. Dalam artian bahwa, kegiatan dakwah tidak hanya berpusat di masjid-masjid, di forum-forum diskusi, pengajian, dan semacamnya. Dakwah harus mengalami desentralisasi kegiatan.

Membumikan Dakwah

Membumikan Dakwah


            Islam tegak dan terus berkembang karena ditopang oleh perjuangan para pejuang dakwah. Sejak masa Rasulullah, dilanjutkan para sahabat, dan generasi tabi’in hingga kini, Islam tumbuh dan menyebar ke seluruh penjuru dunia melalui jalan dakwah. Ibarat lentera, jalan dakwah adalah media yang membuat Islam mampu menerangi dunia dengan kebenaran dan kemuliaan. Oleh karena itu, jalan dakwah menjadi salah satu ajaran utama dalam Islam, sebagaimana firman Allah, “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang Ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah oang yang beruntung.” (Qs. Ali-Imran : 104)

Jejak Nama Islam di Amerika

Jejak Nama Islam di Amerika


          Fakta lain yang meyakinkan dapat dilacak di arsip Nasional atau Perpustakaan Kongres. Kesepakatan 1987, atau Treat of 1987 mencantumkan bahwa orang Amerika asli menganut system Islam dalam bidang perdagangan, kelautan, dan pemerintahan. Arsip Negara bagian Carolina menerapkan perundang-undangan seperti yang diterapkan bangsa Moor. Satu lagi fakta dalam sebuah dokumen China, yakni Dokumen Sung mencatat perjalanan pelaut Muslim ke sebuah wilayah bernama Mu-Lan-Pi. Kata ini mengartikan Amerika. Maka, jangan heran bila banyak nama tempat dan kota yang menggunakan kata-kata berakar dari bahasa Arab.

Rabu, 17 April 2013

Islam di Amerika Islam Datang Sebelum Columbus


Islam di Amerika
Islam Datang Sebelum Columbus



            Klaim sejarah barat yang menyatakan Columbus sebagai penemu benua Amerika patut dipertanyakan kembali. Banyak fakta belakangan ini ditemukan, umat islam telah memberi kontribusi jauh sebelum pelaut spanyol tiba di tanah impian. Pengakuan ini di ungkapkan oleh beberapa sejarawan. Fareed H. Numan dalam American Muslim History A Chronological Observation menyebut, “Tak perlu diragukan lagi, secara historis kaum Muslimin telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Christoper Columbus menemukannya.”

Jumat, 22 Maret 2013

Islam Mengharamkan Tato


Islam Mengharamkan Tato


Definisi tato adalah gambar (lukisan) pada kulit tubuh. Menurut Encyclopaedia Britannica, tato tertua ditemukan pada mumi Mesir sejak abad ke-20 SM. Namun sumber lain menyebutkan bahwa tato sudah di kenal sejak 50 juta tahun sebelum masehi, dengan bukti ditemukannya manusia es di pegunungan Alpen (Eropa) dengan sekujur tubuhnya penuh dengan gambar dan titik-titik. Konon kabarnya, bangsa Mesir-lah yang menjadi biang tersebarnya tato di dunia karena bangsa Mesir dahulu dikenal sebagai bangsa yang

Rabu, 20 Maret 2013

Hakikat Manusia Dan Kemanusiaan Menurut Al-Qur’an


Hakikat Manusia Dan Kemanusiaan
Menurut Al-Qur’an



  Dalam suasana kemajuan sains dan teknologi dewasa ini, masalah hakikat manusia dan kemanusiaan menjadi semakin aktual untuk di kaji. Urgensi kajian ini lebih terasa lagi setelah disadari bahwa pengetahuan kita kita sendiri tantang hakikat manusia masih sangat terbatas. Keterbatasan pengetahuan tersebut disebabkan multikompleks-nya permasalahan manusia. Selain itu, manusia adalah satu-satunya makhluk ciptaan Allah yang dihembuskan roh ciptaan Allah kepada dirinya. Persoalan roh adalah urusan tuhan, sementara manusia hanya diberikan sedikit pengetahuan tentang hal itu.


Sabtu, 02 Februari 2013

Hamba Allah & Ummat Nabi Muhammad SAW



Hamba Allah
&
Ummat Nabi Muhammad SAW



          Sudah menjadi kewajiban seorang muslim memiliki dua kesadaran, kesadaran sebagai hamba Allah Ta’ala dan kesadaran sebagai umat Muhammad Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam, jika kesadaran kesadaran itu hilang dari jiwa seorang Mukmin maka tindakan dan amalan akan ngawur dan sembrono yang mengakibatkan Allah Ta’ala tidak akan memberi ganjaran apapun yang didapat hanyalah siksa.

Orang Beriman Mengawal Kekuasaan Allah



Orang Beriman
Mengawal Kekuasaan Allah


  Menurut Al-Qur’an, kesadaran tentang “kekuasaan” itu tidak dapat di lepaskan dari diri manusia. Dikatakan dalam Al-Qur’an, bahwa sekalipun kedudukan manusia itu ditegaskan sebagai “hamba” (Adz-Dzaariyaat [51]:56), namun manusia dianugerahi pernan sebagai “khalifah” Allah SwT, yaitu sebagai wakil atau pengemban amanah Allah SwT  di planet bumi yang satu-satunya ini (Al-Baqarah [2]: 30).

  Oleh karena itutidak mengherankan kalau manusia memiliki naluri mengejar, ingin memiliki, dan ingin menikmati “kekuasaan” di atas planet bumi ini ketika mereka masih hidup. Sungguh pun manusia dianugerahi Allah SwT naluri inginberkuasa di atas, namun hakikat dan operasionalisasi kekuasaan yang dianugerahkan tersebut perlu di pahami dan di saari sepenuhnya oleh manusia. Sebab, kalau tidak demikian, justru kekuasaan yang ingin dikejarnya, dimilikinya, dan dinikmatinya itu akan menyerang balik kepada dirinya sendiri yang sifatnya kontra produktif. Misalnya jatuh dari kursi kekuasaan dalam keadaan malu atau terhina, akan menjadi cacat hidup selama-lamanya, akan menjadi pemusnah manusia, akan membuat penderitaan tak terperikan bagi berjuta-juta manusia yang lain, dan bahkan menjadi penyebab rusaknya linkungan hidup dan keseimbangan di planet bumi yang sekali lagi, satu-satunya ini. Ungkapan tersebut dapat dibuktikan kalau orang mau membuka lembaran-lembaran catatan sejarah yang telah dipublikasikan selama ini.


  Apa hakikat “kekuasaan” yang dianugerahkan Allah SwT kepada manusia itu? Kekuasaan yang dimiliki manusia adalah kekuasaan yang diwakilkan oleh Allah SwT yang dalam kekuasaan tersebut dipenuhi rasa tanggung jawab yang sangat berat yang meliputi wajib memakmurkan kehidupan di planet bumi, menjaga hukum-hukum keseimbangan alam (Ar-Rahman [55]: 7-9).

  Perlu ditegaskan di sini, yang dimaksud “kekuasaan” di sini bukan sekedar kekuasaan karena sistem aturan politik (seperti kekuasaan yang melekat pada jabatan selaku presiden, Mahkamah Agung, Dewan Perwakila Rakyat, dan semacamnya), organisasi ekonomi (seperti selaku komisaris, Direktur, dan semacamnya), organisasi militer (seperti selaku panglima, komandan pleton, dan semacamnya), organisasi sosial pada umumnya (seperti ketua, sekretaris, bendahara, koordinator seksi, dan semacamnya), melainkan juga kekuasaan yang melekat setiap individu, seperti kebebasan usaha untuk “memiliki” untuk “menikmati” untuk nafsu “mengatur”.